BAB II
PEMBAHASAN
Protozoa
berarti hewan-hewan yang pertama. Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa
kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai
contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal
yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan
untuk berfotosintesa.
Semua
spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya,
beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan
algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke
dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana
sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan
dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur
karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari
jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
Bentuk dan
ukuran protozoa bermacam-macam. Ada yang bentuk dan ukurannya relatif tetap ada
yang waktu aktif bentuknya berubah-ubah. Walaupun ukuran dan bentuknya
berbeda-beda, secara umum protozoa memiliki beberapa persamaan. Protozoa
mempunyai nucleus (inti) yang berisi
kromosom dan terletak dalam sitoplasma (protoplasma).
Pada beberapa
protozoa di dalam nucleus ini
terdapat satu atau beberapa granula yang disebut nucleolus (karyosome). Jumlah nucleus ini ada yang satu atau lebih
dari satu. Bagian dalam dari cytoplasma disebut endoplasma. Di dalam endoplasma
ini terdapat nucleus, vakuola makanan, mitokondria. Bagian luar cytoplasma yang
membungkus endoplasma disebut ektoplasma. Fungsi ektoplasma ini diduga sebagai
alat gerak, untuk bernafas, membuang sisa-sisa metabolisme dan sebagai alat
perlindungan diri.
Pada beberapa
jenis protozoa di dalam cytoplasmanya terdapat “vakuola berdenyut” yang
fungsinya sebagai tekanan osmotik sel. Pada bentuk vegetatifnya terdapat
selaput tipis semipermeabel yang membungkus seluruh sel yang disebut membran
plasma. Membran plasma ini berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat
makanan, sebagai alat ekskresi, dan mengatur konsentrasi (kadar) zat di dalam
sitoplasma.
Umumnya tidak
memiliki dinding sel yang kuat, tetapi ada juga beberapa jenis yang sudah mampu
menyusun cangkang (kerangka luar) yang terbentuk dari kapur atau kersik.
Fosil-fosilnya ditemukan pada lapisan batuan dari zaman Kambrium, enam ratus
juta tahun yang lalu. Dan banyak dijumpai orang ketika mengebor tanah untuk
mencari sumber minyak bumi.
Pada beberapa
jenis protozoa, misalnya amoeba, bentuk selnya berubah-ubah karena ada
penonjolan atau pengerutan dari pseudopodia. Ada pula jenis protozoa yang
mempunyai bentuk yang relatif tetap. Beberapa jenis protozoa jika dalam keadaan
bahaya, dapat berubah dari bentuk vegetatifnya ke bentuk kista, dimana ia
melindungi dirinya dengan “dinding sel” yang kuat, sehingga terhindar dari
pengaruh-pengaruh buruk dari luar. “Dinding sel” ini dibuat oleh ectoplasma.
Protozoa ada
yang dapat bergerak, ada yang tidak. Alat gerak protozoa dapat berupa
pseudopodia (pada subphylum sarcodina) dan flagel (pada subphylum ciliata).
Contoh protozoa yang tidak dapat bergerak, misalnya kelas Sporozoa.
Di dalam suatu
komunitas protozoa bertindak sebagai konsumen, karena hidupnya bergantung pada
zat-zat organik seperti bakteri, mikroorganisma yang lain atau sisa-sisanya.
Tetapi pada tempat–tempat yang basah atau perairan Protozoa merupakan zooplankton.
JENIS SISTEM
|
SISTEM
PROTOZOA
|
Otot-rangka
|
Protozoa
tidak memiliki kerangka dalam atau luar. Mereka bergerak dengan berbagai cara. Amoeba memiliki kaki palsu atau
pseudopodia yang meluas ketika bergerak. Paramecium ditutupi dengan rambut
yang disebut silia. Euglena viridis memiliki cambuk seperti ekor yang
disebut flagel untuk bergerak.
|
Pencernaan
|
Protozoa mengambil makanan melalui air dan
menyimpan makanan di kantung yang disebut vakuola. Mereka memakan ganggang
kecil dan bakteri.
|
Saraf
|
Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat
rendah terhadap dunia di sekitar itu dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka
dapat bereaksi terhadap cahaya dan perubahan suhu.
|
Sirkulasi
|
Protozoa memiliki aliran air yang masuk melalui
pori-pori. Air berisi makanan dan kebutuhan oksigen protozoa.
|
Respirasi
|
Protozoa mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida melalui membran selnya.
|
Reproduksi
|
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan
aseksual.
|
Ekskresi
|
Protozoa memiliki kantung disebut vakuola yang
berfungsi mengambil dan membuang air.
|
Simetri
|
Protozoa biasanya asimetris.
|
Warna
|
Protozoa umumnya berwarna pucat.
|
A. Habitat Protozoa
Protozoa
hidup
di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya
hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan.
Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa
yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di
dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Tetapi apabila keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, hewan tersebut akan mengatasinya dengan membungkus diri menjadi sista. Sama halnya dengan bakteri yang
membentuk endospora.
Semua
protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun.
Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut
yang lain hidup di dasar laut.
Spesies
yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan
air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus
termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.
Beberapa
protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit
serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan
menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.
B. Morfologi Protozoa
Semua
protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa
untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat
berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut
kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista
untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang
menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.
Protozoa
tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti
pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang
ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa
jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang
tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat
partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan
Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering
ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2
sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.
Protozoa
merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia
(kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.
Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas.
Protozoa
yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak
dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia
dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat
merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.
Mulai
tahun 1980, oleh Commitee on Systematics
and Evolution of the Society of Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa
menjadi 7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora,
Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada klasifikasi yang
baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok
Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah
menjadi lima kelas.
Contoh
protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo,
Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba,
Entamoeba, dan Difflugia. Anggota kelompok Ciliophora antara lain
genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor.
Contoh
protozoa kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa. Apicomplexa
beranggotakan genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria.
Genera Metchnikovella termasuk kelompok Microspora. Genera Myxidium dan
Kudoa adalah contoh anggota kelompok Myxospora.
C. Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa
dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa
dapat mengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada
Flagelata pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara
transversal. Beberapa jenis protozoa membelah diri menjadi banyak sel
(schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti membelah beberapa kali kemudian
diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan. Perkembangbiakan secara
seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami.
Protozoa
yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa cara
perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies Plasmodium dapat melakukan schizogony
secara aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat
terjadi perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk
diploid.
Protozoa
umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau terpotong.
Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel
asli asalkan inti selnya tetap ada.
D. Fisiologi Protozoa
Protozoa
umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup
pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan
ruminansia.
Protozoa
aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik,
dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen
ke oksigen.
Protozoa
umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau
partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang
hidup di lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil
dapat berdifusi melalui membran sel.
Senyawa
makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara
pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat
saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola.
Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya
molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih
besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota
lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang
fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar
(vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.
Lisosom
memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan,
kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke
dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan
dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada
kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom.
Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan
masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari
sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
E. Berbagai bentuk dan sifat protozoa
Protozoa
merupakan hewan yang paling rendah derajatnya dan semua aktivitas dilaksanakan
oleh protoplasma dalam sel tersebut. Protozoa memiliki tanda-tanda sebagai
berikut:
Hewan
yang termasuk dalam filum protozoa umumnya bersel tunggal dengan ukuran yang
bervariasi antara 3-1000 mikron, tetapi umumnya lebih kecil dari 1000 mikron.
Hewan
protozoa dapat diketemukan di mana-mana asal cukup basah.
Pada
lingkungan yang kurang menguntungkan ada protozoa yang mampu membentuk cysta
(melindungi tubuh dengan lapisan CaCO3) sehingga dapat mepertahankan
dirinya untuk dapat tetap hidup.
Kegiatan
hidup dilakukan protoplasma sel tersebut, di dalam sel terdapat nukleus dan
beberapa individu memiliki makronukleus dan mikronukleus, nukleolus,
mithokondria dan vakuola. Vakuola makanan berfungsi mencerna makanan dan
vakuola kontraktil (vakuola berdenyut) berperan memelihara tekanan osmosis
dalam sel karena dengan denyutannya dapat mendistribusikan zat makanan ke
seluruh bagian sel.
Reproduksi
dapat secara seksual yaitu secara konjugasi dan secara aseksual dengan
pembelahan dan pembentukan tunas.
Dinding
sel disebut pelikel dan keadaannya kurang kuat sehingga bentuknya dapat
berubah.
Nutrisi
dari bahan organik dan dalam ekosistem perairan merupankan penyusun zooplankton
bertindak sebagi konsumen.
Secara
evolusi fosil protozoa diketemukan sebagai rangka kersik jadi merupakan hewan
yang lebih tua daripada hewan yang memiliki rangka kapur.
F. Reproduksi
Protozoa dapat
memperbanyak diri (reproduksi) secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual
dapat berupa konyugasi atau bersatunya gamet (fusi gamet). Reproduksi aseksual
dapat berupa biner (binarty fision); 1 menjadi 2; atau pembelahan multiple
(multiple fision) 1 (satu) menjadi beberapa (lebih dari 2) sel protozoa yang
baru.
Reproduksi
protozoa yang penting dalam kaitannya dengan dunia kedokteran
Kelompok
|
Reproduksi
Aseksual
|
Reproduksi
Seksual
|
Genus
|
Phylum: Sarcomatigopora
Subphylum: Sarcodina
|
Pembelahan
biner
|
Fusi gamet
|
Amoeba
Entamoeba
|
Subphylum: Mastigophora
|
Pembelahan
biner
|
-
|
Trysopoma
Giardia Trichomonas
|
Phylum: Apicomplexa
Kelas : Sporozoa
|
Scizogony
(pembelahan multiple)
|
Fusi gamet
|
Plasmodium
Toxoplasma
|
Phylum: Cilophora
Subphylum: Ciliata
|
Pembelahan
transversal
|
konjugasi
|
Balantidium
Paramaecium
|
Kelas Rhizopoda atau Sarcodina
Bergerak dengan kaki palsu (pseudopodia). Hidup di air
laut, air tawar ataupun di tempat-tempat yang lembab yang mengandung bahan
organik. Tetapi ada pula yang hidup sebagai parasit pada tubuh hewan atau
manusia. Berkembangbiak dengan cara membelah diri.
Genus/Species
Rhizopoda
1. Amoeba proteus
- Tubuhnya bersel tunggal, di dalamnya
terdapat:
a. Nukleus, berperan dalam pengaturan aktivitas
hidup.
b. Vakuola makanan, berperan dalam pencernaan
makanan.
c. Vakuola kontraktil, berperan dalam
memelihara tekanan osmosis sel.
d. Dinding sel atau plasmolemma dengan
sitoplasma yang terdiri dari ektoplasma dan endoplasma.
- Hidup di tempat yang lembab yang kaya bahan
organik, baik di darat, laut dan air tawar, atau sebagai parasit pada manusia
maupun hewan.
- Berkembang biak dengan cara membelah diri
2. Entamoeba disentri (Entamoeba histolitica)
- Tubuh bersel tunggal, bentuknya tidak tetap
- Hidup dalam jaringan usus (bersifat
endoparasit)
- Makanan eritrosit dan mampu membentuk cysta
bila keadaan tidak menguntungkan.
Entamoeba histolytica mempunyai siklus hidup secara
berurutan dari trophozoite (bentuk vegetatif), prakisa, kista (dengan satu atau
dua inti), metatropozoite. Bentuk tropozoitenya aktif bergerak, ukurannya 10-60
mikron, sedangkan kistanya tidak bergerak ukurannya 5-20 mikron.
Bentuk tropozoitenya mudah mati di luar tubuh manusia. Bentuk
kistanya mudah mati dengan pengeringan atau pemanasan 550C, tetapi
tahan hidup sampai dua bulan di dalam air (selokan, kali, sawah) tidak mati
pada kadar chlor yang biasa dipakai dalam pengolahan air minum, tahan terhadap
desinfektan. Pada feses yang basah tahan sampai 12 hari.
Entamoeba histolytica menimbulkan penyakit pada manusia,
kucing, anjing dan babi. Penularan kepada manusia terjadi karena makanan atau
minuman yang terkontaminasi kista yang berasal dari feses penderita. Penularan
dalam keluarga satu rumah terjadi karena orang tua yang menyediakan atau
memasak makanan mengandung kistanya (penderita / carier).
Musca domestica (lalat rumah) atau kecoa (Blatta orientalis), blatella germanica, perplaneta Americana, dapat memindahkan kista
dari feces ke makanan.
Di beberapa tempat sering kali feces manusia dipakai sebagai pupuk
tanaman atau sayuran dicuci dengan air pemukaan yang sudah tercemari feces,
sehingga meningkatkan terjadinya penularan.
Wabah dapat terjadi bila air untuk keperluan rumah tangga bagi
masyarakat luas, tercemari feces manusia, terutama di waktu hujan dimana
selokan mampat, tersumbat sampah, air dan kotorannya meluap ke mana-mana.
3. Entamoeba
coli
- Tubuh bersel tunggal, hidup pada usus besar,
kadang-kadang bersifat parasit sehingga dapat menimbulkan penyakit diarrhea.
4. Arcella
- Tubuh memiliki rnagka luar zat tanduk (kitin)
- Hidup di air tawar.
5. Diflugia
- Tubuh memanjang, hidup di air tawar
- Tubuh memiliki kerangka yang terdiri dari
pasir.
6. Foraminifera
- Tubuh memiliki kerangka yang terdiri dari zat
kapur dan tanah yang mengandung endapan tersebut dinamakan “tanah Globigerina”
- Fosil Foraminifera merupakan petunjuk adanya
sumber minyak.
7. Radiolarian (Heliosphaera)
Hidup di laut
dengan tubuh yang memiliki zat kersik, tanah yang memiliki endapan rangka
tersebut dinamakan tanah radiolarian yang berguna untuk bahan penggosok.
Kelas Flagellata (Mastigophora)
Bentuk
tubuh lebih tetap walau tidak memiliki rangka luar tubuh
Tubuh
lengkapi dengan alat gerak flagel
Tempat
hidup di laut, air tawar, dan hidup parasit pada tubuh manusia atau hewan.
Perkembangbiakan
secara vegetatif dengan membelah diri.
Genus/Spesies
Flagellata
1. Euglena
- Tubuh berupa sel tunggal, memiliki satu buah
flagel dengan ukuran 30-60 mikron dan dekat dengan dasar bulu cambuk terdapat
bintik mata yang berfungsi untuk membedakan gelap dan terang.
- Tubuh mengandung juga butir pyrenoid yaitu
merupakan pusat pembentukan tepung/almilum.
- Tubuh mengandung krolopas, sehingga hewan ini
bersifat hewan bila persediaan bahan organik mencukup; dan bersifat tumbuhan
(mampu berfotosintesis bila bahan organik berkurang)
- Bersifat fototaksis positif, tetapi bila
terkena sinar secara langsung akan menghindarinya.
- Reproduksi dengan cara pembelahan.
2. Trypanosoma
Protozoa yang hidup pada plasma darah hewan dan
manusia jadi bersifat parasit
Tubuh memanjang dengan nukleus di tengah
berukuran relatif besar
Flagel
dihubungkan dengan tubuh oleh jaringan ikat yang disebut membrana undulans
Trypanosoma adalah
protozoa berflagel yang bersifat parasit di dalam darah atau jaringan berbagai
jenis vertebrata.
Genus Trypanosoma,
bentuknya panjang bergelombang, kedua ujungnya lancip, letak intinya di tengah,
kinetoplastnya di bagian posterior, mempunyai 1 flagel di bagian anterior dan
memiliki membran undulate.
Trypanosoma menulari
manusia melalui gigitan lalat penghisap darah atau melalui feces arthropoda
yang mengotori luka gigitan arthropoda.
a. Trypanosoma
yang merupakan parasit pada manusia
Trypanosoma
gambiense
Terdapat
di Afrkika Tengah, hidup pada plasma darah dan menimbulkan penyakit yang
bersifat kronis.
Vektornya
(pembawa) yaitu lalat Glossina palpalis dan menyebabkan penyakit tidur.
Trypanosoae
gambiense
mempunyai 3 bentuk, yaitu panjang ramping berfagel, pendek gemuk tidak
berflagel dan bentuk peralihan antara keduanya. Panjangnya 14-33 mikron dan
lebar 1,5-3,5 mikron.
Pada manusia menyebabkan penyakit tidur (sleeping sickness). Hidup di dalam
darah, kelenjar lympha, spleen dan liquor cerebrospinalis. Reproduksinya secara
pembelahan biner. Dalam siklus hidupnya melibatkan lalat Glossina sp. (lalat tsetse) sebagai host dan sebagai vektor yang
menularkan penyakitnya kepada manusia. Lalat Glossina sebagai vektor antara
lain Glossina palpalis dan Glossina tachinoides.
Infeksi Trypanosoma
gambiense pada ternak, kambing dan babi sering kali asimptomatis sehingga
berbahaya sebagai sumber penularan.
Trypanosoma yang menyerang hewan
Trypanosoma
evansi
Hidup
pada hewan sapi, kerbau dan kuda
Vektor
penyakit lalat “Tabanus”
Menyebabkan
penyakit “surra”
Trypanosoma
equiperdum
Hidup
pada hewan ternak di Amerika, Asia dan Eropa
Menyerah
hewan ternak kuda
Menyebabkan
penyakit “Mal de Caderas”
3. Genus Leismania
Genus Leismania umumnya bersifat parasit yang
terdiri:
a. Leismania donovani: menyebabkan penyakit
“Kala azar” dan menyerang alat-alat visceral (alat-alat dalam seperti hati dan
ginjal).
Leishmania
donovani
adalah protozoa yang memiliki 1 flagel, 1 inti dan 1 kinetoplast. Ukurannya
antara 2-5 mikron. Mempunyai 2 bentuk, yaitu bentuk leishmania di mana protozoa membulat tidak berflagel dan bentuk
leptomonas yang berflagel. Bereproduksi dengan pembelahan biner.
Pada manusia menyebabkan penyakit Kala-Azar (Leishmaniasis visceral). Ditularkan
melalui gigitan lalat pengisap darah, yaitu Phlebotomus
sp., misalnya Phlebotomus argentipes,
Phlebotomus papatasii, dan Phlebotomus permiciosus. Masa
inkubasinya antara 2-4 bulan. Anjing adalah reservoir protozoa ini.
4. Trichomonas vaginalis
Bersifat
parasit menyerang vagina dan kelenjar prostata
Tubuh
memiliki flagel ada yang membentuk membran undulan dan ada yang tidak.
Tubuh
berbentuk lonjong mirip dengan Euglena dan memiliki lubang mulut.
Trichomonas
vaginalis
adalah protozoa yang terdapat hanya dalam bentuk vegetatif (tidak bisa
berbentuk kista), ukurannya 10-30 mikron, mempunyai membran undulate 4 flagel
anterior, tidak mempunyai flagel posterior, dan reproduksinya dengan cara
membelah diri.
Di luar tubuh manusia, protozoa ini cepat mati
karena sinar matahari, pengeringan atau suhu di atas 400C. Di dalam
air, mati setelah 35-40 menit. Menular melalui hubungan kelamin atau secara
tidak langsung melalui pakaian dan air (mandi bersama).
5. Volvox globator
Protozoa
berkoloni yang masing-masing sel memiliki dua flagel dan sel yang satu dengan
sel yang bergabung dengan laisan yang menyerupai gelatin
Berkembang
biak dengan secara seksual yaitu dengan pembentukan sperma dan sel telur dan
secara vegetatif dengan fragmentasi.
Hidup
di air tawar.
6. Noctiluca milliaris
- Bentuk tubuh
memanjang dengan dua flagel yang tidak sama panjang.
- Hewan tersebut menyebabkan bersinarnya laut
pada malam hari.
7. Giardia lamblia (Lamblia intestinalis)
Giardia lamblia bisa berbentuk
vegetatif (tropozoit) maupun kista. Reproduksinya dengan jalan membelah diri, Giardia lamblia mempunyai 8 flagel
dengan ukuran panjang 9-12 mikron, lebar 5-15 mikron, dan tebal 2-4 mikron.
Menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kistanya.
Kelas Cilliata (Infusoria)
Individu yang termasuk ke dalam kelas Cilliata
memiliki bentuk tubuh yang bervariasi dengan alat gerak yang disebut silia
(rambut getar Genus/Species yang termasuk pada Cilliata yaitu:
1. Paramaecium caudatum dan Paramaecium eurelia
- Bentuk tubuh memanjang seperti sandal dengan
ukuran sekitar 120-130 mikron, bentuk tubuh tetap.
- Hidup dalam air tawar yang banyak mengandung
bahan organic atau bakteri.
- Dinding tubuh terlindung oleh silia sebagai
alat gerak, dinding tersenut serin disebut pelikel, memiliki mulut atau
sistosom (mulut) tempat makanan keluar masuk yang akan dicernakan dalam vakuola
makanan.
- Terdapat makronukleus dan mikronukleus yang
berperan dalam pembelahan sel.
- Reproduksi dengan cara pembelahan dan secara
generative dengan konjugasi.
2. Genus
Didinium : merupakan predator bagi Paramaecium.
3. Genus
Srentor : bentuk
tubuh seperti terompet dan tubuh terikat pada suatu tempat tetapi bila keadaan
tidak menguntungkan dapat pindah tempat.
4. Genus
Stylonichia : bentuk tubuh menyerupai siput dan memiliki
silia seperti duri (cirhi) dan hidup menempel pada daun yang terendam.
5. Balantidium coli : penghuni usus
tebal (colon), pada keadaan tertentu dapat menimbulkan balantidiosis.
Balantidium
coli merupakan
protozoa paling besar di antara protozoa yang merupakan parasit pada manusia
dan kadang-kadang dapat dilihat dengan mata secara langsung. Ukuran panjang
50-200 mikron, dan lebar 40-70 mikron. Bisa berbentuk trophozoite maupun kista.
Bentuk trophozoit-nya adalah ovoidal dengan
cilia pendek-pendek di seluruh permukaan selnya dan aktif bergerak. Bentuk
kistanya adalah oval dengan dinding yang tebal. Protozoa ini mempunyai 2 inti,
yaitu macronucleus dan micronucleus.
Bereproduksi dengan pembelahan biner dan
konjugasi. Balantidium coli merupakan
parasit pada manusia, monyet, orang hutan, babi dan tikus.
Penularan melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi kistanya yang berasal dari feces penderita atau feces binatang
yang terinfeksi.
Kelas Sporozoa
Tubuh tidak memiliki alat gerak, bersifat
parasit baik pada manusia maupun pada hewan, tubuh merupakan sel tunggal.
Genus/Species
Sporozoa
1. Plasmodium
- Dalam kehidupannya memiliki fase generatif
dan fase vegetatif; fase generatif terjadi dalam tubuh nyamuk dan fase vegetaif
terjadi dalam tubuh manusia.
- Perkembangan vegetatif terjadi dalam butir
eritrosit sehingga dapat menimbulkan anemia.
Perkembangan
Plasmodium dapat dibagi menjadi:
- Schizogony; meliputi Sporozoit Ă Tropozoit Ă Merozoit
- Sporogony; meliputi makrogamet dan mikrogamet
Ă zygot Ă ookinet Ă sporozoit
Plasmodium sp. pada manusia menyebabkan penyakit malaria dengan
gejala demam, anemia dan spleomegali (pembengkakan spleen). Dan vektornya
nyamuk Anopheles betina, karena nyamuk Anopheles jantan makanannya cairan
tumbuhan.Dikenal empat jenis plasmodium, yaitu:
-
Plasmodium vivax menyebabkan malaria
tertian (malaria tertian benigna).
- Plasmodium
malariae menyebabkan malaria quartana.
-
Plasmodium facifarum menyebabkan
malaria tropika (malaria tertian maligna).
- Plasmodium ovale menyebabkan malaria
ovale.
Dalam siklus hidupnya, Plasmodium sp., berproduksi secara seksual (sporogoni) dan aseksual
(schizogoni) di dalam host yang
berbeda. Host di mana terjadi
reproduksi seksual, disebut host definitif
sedangkan reproduksi aseksual terjadi pada host
intermediate.
Reproduksi seksual hasilnya disebut sporozoite
sedangkan hasil reproduksi aseksual disebut merozoite. Pada penyakit malaria manusia sebagai host intermediate sedangkan nyamuk sebagia
host definitifnya.
Reproduksi seksual dimulai ketika nyamuk Anopheles mengisap darah penderita malaria, di mana gametocyte akan
terisap ke dalam lambung nyamuk. Di dalam lambung nyamuk, gametocyte jantan
(mikrogamet) akan membuahi gametocyte betina (makrogamet), sehingga terjadilah
zygote. Dalam waktu 24 jam zygote tumbuh menjadi ookinete. Ookinete akan
menembus dinding lambung nyamuk dan tumbuh menjadi oocyst, kemudian berkumpul
di dalam bagian luar dan dinding lambung. Di dalam oocyst ini akan tumbuh
banyak sporozoite. Oocytst yang matang akan pecah dan sporozoitenya akan
menyebar ke seluruh tubuh nyamuk dan sebagian akan berkumpul di dalam kelenjar
ludah nyamuk. Sporozoite ini akan masuk ke aliran darah manusia bila nyamuk
tadi mengisap darah manusia.
Reproduksi aseksual
dimulai ketika sporozoite keluar dari aliran darah dan masuk ke dalam sel
parencym hepar untuk memulai schizogoni exoerythrocytic (schizogoni di luar
erythrocyte) yang pada tahap selanjutnya akan diikuti schizogoni erythrocyte
(schizogoni di dalam erytrhocytic).
Masa inkubasi
malaria bervariasi bergantung pada daya tahan tubuh dan spesies plasmodiumya.
Masa inkubasi Plasmodium vivax 14 -
17 hari, Plasmodium ovale 11 – 16
hari, Plasmodium malariae 12 – 14, dan Plasmodium
falcifarum 10 – 12 hari.
Toxoplasma gondii
Toxoplasma
gondii
adalah protozoa berbentuk ovoid atau pyriformis dengan panjang 4-6 mikron dan
lebar 2-3 mikron. Salah satu atau kedua ujungnya meruncing atau membulat,
merupakan parasit obligate intraseluler. Dengan pewarnaan Giemsa atau Wright cytoplasma
akan berwarna biru, sedangkan intinya berwarna merah.
Toxoplasma
gondii
adalah parasit pada manusia, kucing, anjing, ayam, babi, marmot, kambing,
ternak dan merpati. Pada manusia menimbulkan penyakit toxoplasmosis. Protozoa
ini bisa terdapat bebas di dalam cairan tubuh host atau berupa parasit
intraseluler pada leukocyte mononuclear, sel endothelial, sel parenchym atau
sel jaringan lainnya. Reproduksinya dengan jalan menbelah diri di dalam sel
host. Bila jumlah sudah 30 atau maksium 60, sel hostnya akan pecah dan
masing-masing akan mencari sel host yang baru untuk ditumpanginya.
G. Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia
Pada umumnya
bersifat merugikan manusia karena dapat menyebabkan penyakit ataupun merupakan
predator bagi hewan lain.
BAB III
KESIMPULAN
Protozoa
berarti hewan-hewan yang pertama. Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa
kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa.
Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel
tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesa.
Bentuk dan
ukuran protozoa bermacam-macam. Ada yang bentuk dan ukurannya relatif tetap ada
yang waktu aktif bentuknya berubah-ubah. Walaupun ukuran dan bentuknya
berbeda-beda, secara umum protozoa memiliki beberapa persamaan. Protozoa
mempunyai nucleus (inti) yang berisi
kromosom dan terletak dalam sitoplasma (protoplasma).
JENIS SISTEM
|
SISTEM
PROTOZOA
|
Otot-rangka
|
Protozoa
tidak memiliki kerangka dalam atau luar. Mereka bergerak dengan berbagai cara. Amoeba memiliki kaki palsu atau
pseudopodia yang meluas ketika bergerak. Paramecium ditutupi dengan rambut
yang disebut silia. Euglena viridis memiliki cambuk seperti ekor yang
disebut flagel untuk bergerak.
|
Pencernaan
|
Protozoa mengambil makanan melalui air dan menyimpan
makanan di kantung yang disebut vakuola. Mereka memakan ganggang kecil dan
bakteri.
|
Saraf
|
Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat
rendah terhadap dunia di sekitar itu dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka
dapat bereaksi terhadap cahaya dan perubahan suhu.
|
Sirkulasi
|
Protozoa memiliki aliran air yang masuk melalui
pori-pori. Air berisi makanan dan kebutuhan oksigen protozoa.
|
Respirasi
|
Protozoa mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida melalui membran selnya.
|
Reproduksi
|
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan
aseksual.
|
Ekskresi
|
Protozoa memiliki kantung disebut vakuola yang
berfungsi mengambil dan membuang air.
|
Simetri
|
Protozoa biasanya asimetris.
|
Warna
|
Protozoa umumnya berwarna pucat.
|
Protozoa dapat
memperbanyak diri (reproduksi) secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual
dapat berupa konyugasi atau bersatunya gamet (fusi gamet). Reproduksi aseksual
dapat berupa biner (binarty fision); 1 menjadi 2; atau pembelahan multiple
(multiple fision) 1 (satu) menjadi beberapa (lebih dari 2) sel protozoa yang
baru.
Kelompok
|
Reproduksi
Aseksual
|
Reproduksi
Seksual
|
Genus
|
Phylum: Sarcomatigopora
Subphylum: Sarcodina
|
Pembelahan
biner
|
Fusi gamet
|
Amoeba
Entamoeba
|
Subphylum: Mastigophora
|
Pembelahan
biner
|
-
|
Trysopoma
Giardia Trichomonas
|
Phylum: Apicomplexa
Kelas : Sporozoa
|
Scizogony
(pembelahan multiple)
|
Fusi gamet
|
Plasmodium
Toxoplasma
|
Phylum: Cilophora
Subphylum: Ciliata
|
Pembelahan
transversal
|
konjugasi
|
Balantidium
Paramaecium
|
Nama Species
|
Nama penyakit
|
Sporulasi
|
Plasmodium falsifarum
|
Malaria
tropika
|
1 – 2 x 24
jam
|
Plasmodium vivac
|
Malaria
tertiana
|
2 x 24 jam
|
DAFTAR PUSTAKA
Katsu, Abhy. 2011. Makalah protozoa. (online) http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-protozoa.html. diakses tanggal 20 mei 2013.
Ramadhani, gumilar. 2009. Materi mengenai protozoa. (online)
http://gumilar-ramadhani.blogspot.com/2009/04/materi-mengenai-protozoa.html. diakses tanggal 20 mei 2013.
Anonim. 2008. Mengenal protozoa. (online) http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/18/mengenal-protozoa/. diakses tanggal 20 mei 2013.
0 komentar:
Post a comment