BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Filum chordata memiliki beberapa kelas yang
hidup mendominasi kingdom animalia, antara lain adalah kelas aves. Aves
merupakan chordata yang tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu-bulu ini adalah
modifikasi dari sisik yang ditemukan pada reptilia. Selain bulu, morfologi
tubuh yang mencolok pada aves adalah alat gerak tubuh depannya berupa sayap
yang berfungsi untuk terbang. Sayap pada aves merupakan homolog dari kaki depan
pada reptilia dan mamalia yang tersusun atas radius, ulna, humerus, tarsus, dan
metatarsus. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga
terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis
yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan,
kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga
mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara
dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga
udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh
membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat.
Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih
mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di
muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka
menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan.
Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah
lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis
beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya (Tanti, 2013).
Maka dikenal berbagai jenis burung yang
berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam
legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain.
Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang
keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk
menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang
memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar
penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk
berlari dan merobek perut musuhnya.
Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur
burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur.
Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya
di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di
dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas
alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan
telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.
Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang,
dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa
dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar
kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan
tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya
secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua,
rangkong, walet, dan namdur (Tanti, 2013).
Praktikum ini menggunakan aves dari ordo
Columbiformes yaitu Columba livia .Spesies tersebut diamati secara
morfologi dan anatomi. Pengamatan morfologi dilakukan untuk mengetahui bentuk
paruh, kepala, ekor, bulu, dan kaki. Selain itu, juga dilakukan pembedahan guna
melakukan pengamatan untuk mengetahui anatomi aves adapun bagian-bagian yang
diamati yaitu sistem digestori; mulai dari bagian cavum oris sampai saluran
pembuanganya, bentuk susunan otot pada paha,system urogenital;pada pengamatan
ini hanya membedakan organ vital jantan dan organ vital betina, dan sistem
saraf.
B.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui struktur morfologi,
anatomi dan fisiologi pada kelas aves
khususnya pada merpati
C.
Waktu dan Tempat
Kegiatan
praktek ini dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : sabtu / 17 agustus 2013
Waktu : pukul
08.30 – 11.00
Tempat : UNSULBAR
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Merpati Karang (Columba livia) adalah
anggota dari familia burung columbidae. merpati domestik adalah spesies ini, dan
merpati domestik yang bebas dianggap sebagai merpati liar. Dalam pemakaian
umum, burung ini sering secara singkat dinggap seperti "merpati".
Spesies ini juga dikenal sebagai Dara Karang, yang merupakan nama resmi yang
digunakan British ornithologists' Union dan American Ornithologists' Union
hingga tahun 2004 ketika mereka mengubah daftar resmi burung menjadi Merpati
Karang.
Burung merpati merupakan hasil domestikasi dari
Columba livia. Tubuh burung merpati terdiri atas caput (kepala), cervix
(leher), truncus (badan), dan cauda (ekor). Ordo ini mempunyai ciri-ciri paruh
pendek dan langsing dengan cora pada pangkalnya serta ingluvies besar (Tanti,
2013).
Burung mempunyai karakteristik tertentu yaitu
seluruh tubuhnya ditutupi bulu, kecuali bagian crus yaitu daerah tarso
metatarsus yang ditutupi sisik-sisik tanduk. Bulu merupakan hasil pertumbuhan
epidermis yang berguna untuk mengisolasi panas tubuh terhadap keadaan
sekitarnya, temperatur tubuh Columba domestica relatif stabil. Hal lain yang
membedakan aves dengan vertebrata rendah lainnya yaitu temperatur tubuh,
kemampuan untuk terbang, perkembangan suara, pendengaran, dan penglihatan serta
cara memelihara telur dan anaknya
Bulu pada Columba domestica (merpati) mempunyai
struktur epidermis yang fleksibel, mengkilap dan tahan air. Beberapa tipe bulu
dari penutup badan pada merpati adalah bulu luar dan bulu dalam atau bulu
halus. Bulu luar adalah datar (kecuali untuk bulu yang halus, letaknya lebih
rendah, yaitu pada dasarnya) dan bersama-sama dipegang oleh duri kecil (Tanti,
2013).
Columba domestica memiliki pendukung tubuh yang
berada pada kaki bagian belakang, dan sisa dari kaki bagian berubah menjadi
bagian yang membantu untuk terbang. Sayap tersusun atas bulu-bulu yang banyak
tergabung untuk menutupi lengan, sebagai konsekuensi dari kaki depan atau
lengan yang termodifikasi tersebut dan dengan beban yang berat pada saat
terbang maka tidak dapat digunakan untuk menahan atau memegang makanan. Merpati
menghasilkan bahan-bahan yang bersifat fecal, untuk mengurangi berat beban pada
saat terbang. Merpati tidak mempunyai tempat persediaan untuk menyimpan makanan
yang sesuai sehingga dengan segera akan dikeluarkan
Burung umumnya mempunyai kulit yang tipis,
mengandung keratin sedikit sekali. Struktur tambahan dari kulit adalah bulu
yang mengandung penandukan yang kuat sekali. Bagian bawah dari kaki dan jari
ditutupi sisik tanduk seperti yang terdapat pada arcnousourium dan ini tidak
pernah mengelupas. Paruh juga mengalami penandukan, bulu dimulai dengan jalan
membentuk suatu penonjolan mesoderm yang dinamakan papilla dermis yang ditutupi
eksoderm.
Semua pencernaan pada burung terdiri dari
lidah, oesophagus, tembolok, lambung, intestine, caecum, hati, pancreas,
jejunum, ileum, rectum dan kloaka. Tembolok hanya terdapat pada aves. Tembolok
ini berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan dan membasahi makanan karena
terdapat kelenjar susu yang disebut pigeon milk (Tanti, 2013).
Merpati berkembang biak dengan bertelur. Telur merpati mirip telur reptil,
hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti
burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur
serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas.
Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun
membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis
seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.
Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya
dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari
tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar
sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun
ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau
unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur
(Octara, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Papan
seksi
b.
Alat
seksi satu set
c.
Jarum
pentul
d.
Loupe
e.
Pinset
f.
Botol
selei kosong
2.
Bahan
a.
Merpati
(Columba livia)
b.
Alkohol
70%
c.
kapas
B.
Cara Kerja
1.
Pengamatan
bentuk luar
a.
Membius
hewan dengan alkohol sebagai berikut:
1) Menggulung kapas sebesar ibu jari dan mencelupkanya kedalam alkohol
sampai basah separuhnya
2) Memasukkan kapas tersebut kedalam botol selei
3) Memasukkan kepala burung kedalam botol tersebut diatas sedemikian
rupa sehingga mulut botol juga tertutupi.
4) Melakukan pembiusan sampai burung tersebut lemas.
b.
Meletakkan
hewan yang telah mati diatas papan seksi dan mengamati bagian-bagian tubuhnya
1) Bagian kepala, disini terdapat:
a.
Paruh
dari bahan tanduk
b.
Lubang
hidung
c.
Mata
dengan bagian-bagiannya antara lain kelopak, selaput kejap, iris dan pupil
2) Bagian badan
Hamper
seluruh bagian tubuh tertutupi oleh bulu yang bermacam-macam dan dikenal 3
macam antara lain:
a.
Plumae
: bentuknya besar terutama pada sayap dan ekor
b.
Plumulae
: tangkai bulunya lebih pendek dan kecil
daripada plumae tetapi bendera bulunya lebar
c.
Filoplumae
: tangkainya sangat panjang, diujungnyaterdapat bulu-bulu halus, tumbuh hamper
diseluruh badan tetapi jarang.
3) Bagian anggota gerak
Anggota gerak depan (sayap) ditutupi bulu, sedangkan anggota gerak
belakang (kaki) ditutupi bulu tetapi sebagian lain ditutupi sisik. Mengamati
bagian:
a.
Paha
b.
Betis
c.
Telapak
yang bersatu
d.
Jari-jari
4) Bagian ekor
Ditutupi oleh bulu kemudi dan
membandingkan dengan bulu sayap. Disisni terdapat kelenjar yang besar,
menonjol ke permukaan kulit, menghasilkan minyak untuk mengurapi bulu.
2.
Pembedahan
untuk melihat alat-alat dalam tubuh
a.
Meletakkan
hewan pada punggungnya
b.
Merentangkan
sayap dan memfiksasi dengan jarum pentul
c.
Membuat
irisan pada kulit dibagian garis pertengahan perut
d.
Melanjutkan
irisan sampai ke kloaka dan arah kepala sampai batas pangkal leher
e.
Melepaskan
bagian kulit sampai bagian sisi
f.
Memasukkan
pipet kedalam ronga mulut dan meniupnya pelan-pelan. Megamati bagian yang
mengembang
g.
Membuat
guntingan melintang pada kulit sisi depan kloaka selebar 1 cm
h.
Membuat
irisan kearah dada sampai tulang dada
i.
Membelokkan
irisan sampai ke sisi kiri dan kanan mengikuti lengkungan tulang dada
j.
Melanjutkan
irisan dengan memotong tulang rusuk kiri dan kanan serta tulang coracoids
k.
Mengangkat
tulang yang besar itu kearah depan/kepala dengan hati-hati
l.
Memperhatikan
kantung-kantung udara yang bening dan mungkin terlepas pada saat pengangkatan tulang dada
m.
Setelah
tulang dada terlepas dan dinding perut disisihkan maka akan terlihat:
a.
Jantung
dalam pericardium
b.
Hati
berwarna merah coklat
c.
Paru-paru
disebelah sisi jantung, merah muda dan sebagian tertanam di sela-sela tulang
rusuk
d.
Perut
kelenjar, keputih-putihan lanjutan dari tembolok yang berhubungan langsung
dengan empedal
e.
Empedal
merah tua disamping kiri hati
f.
Usus
duabelas jari melengkung, diantara lengkungan terdapat pankreas.
g.
Pankreas,
amati dengan loupe
h.
Batang
tenggorok berupa saluran bercincin
i.
Kerongkongan,
saluran di belakang tenggorokan, pada pangkal leher melebar membentuk tembolok
j.
Tembolok
berhubungan dengan perut kelenjar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
a.
Pengamatan
morfologi
1.
Paruh

2.
Nostril
3.
Mata
4.
Carpis
5.
Torax
6.
Humerus
7.
Radilus/ulna
8.
Femur
9.
Tibia/fibula
10. Falanges
11. Cakar
12. Ekor
b.
Pengamatan tipe bulu

1.
Pluma
2.
Calamus
3.
Barbae
4.
Batang
bulu
5.
Vesiculum
6.
Radioli
c.
Pengamatan
anatomi
1.
Trakea

2.
Tembolok
3.
Paru-paru
4.
Jantung
5.
Hati
6.
Empedal
7.
Usus
8.
Ginjal
9.
Oviduk
10. Kloaka
B.
Pembahasan
1.
Klasifikasi
Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Aves
Ordo :
Columbiformes
Famili :
Columbidae
Genus :
Columba
Spesies :
Columba livia
2.
Morfologi
Pada praktikum ini, terlebih dahulu mengamati bagian-bagian
morfologi dari merpati yang hasilnya adalah bahwa pada merpati telah ditemukan bagian-bagian yang terdiri
atas kepala, leher, badan, anggota gerak dan juga bagian ekor.
a. Kepala
Pada
bagian kepala telah ditemukan bagian-bagian antara lain sebagai berikut:
1.1.Rostrum (paruh)
yang terbuat dari bahan tanduk menonjol kearah depan yang berfungsi sebagai
alat untuk mengambil makanan dan pertahanan diri. Paruh ini dibentuk oleh
maxilla (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah).
1.2.Paruh merupakan
peranti mutakhir yang dihasilkan oleh teknologi evolusi. Boleh dibilang, paruh
merupakan salah satu kunci keberhasilan kelas aves, disamping bulu tentunya,
dalam menjalani “reality show” di alam liar yang oleh Charles Darwin disebut
‘survival of the fittest’. Dengan paruh, bangsa burung menjalani tantangan
kehidupan dan menghindari ancaman tereliminasi dari planet bumi (Anonim, 2012).
1.3.Nares eksterna
(lubang hidung luar), terletak sepasang pada
pangkal paruh dibelakang lubang ini terdapat satu penebalan kulit yang disebut coreme yang dapat membuka dan menutupi
lubang hidung.
1.4.Cera, suatu
tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum bagian atas.
1.5.Organon visus
(alat penglihat) yang berupa sepasang mata pada kedua sisi kepala dan berada
dibelakang paruh. , Mata memiliki iris,
pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap )
b. Leher
Leher merupakan bagian yang
panjang pada merpati dan merupakan sambungan dari antara badan dan kepala.
leher ini ditutupi oleh bulu-bulu denga tipe plumae.
c. Badan
Pada bagian badan, seluruh permukaannya ditutupi oleh bulu-bulu.
Bulu pada merpati berbeda-beda pada
setiap bagian, misalnya pada bagian punggung, bulu ini agak lebih mengkilap dan
berwarna kebiru-biruan dan kemerah-merahan. Pada dada terdapat bulu yang sama
dengan yang ada di punggung namun blu pada dada tidak terlalu mengkilap meskipun
sama-sama bertipe plumulae. Sedangkan
pada bagian perut sampai kloaka, bulunya lebih halus dan bertipe
filoplumae.
d. Anggota gerak
Anggota gerak pada merpati dibagi menjadi dua yaitu anggota gerak
depan dan aggota gerak belakang. Pada anggota gerak depan berupa sayap yang
merupakan modifikasi dari kaki depan pada reptile. Pada sayap terdapat
bulu-bulu yang panjang dan lebar bertipe plumae terutama pada bagian
radius/ulna. Akan tetapi pada bagian pangkal sayap yaitu pada bagian humerus.
Bulunya agak berbeda dan lebih pendek dengan tipe plumulae. Sayap ini berfumgsi
sebagai alat untuk terbang di udara dan pelindung tubuh.
Sedangkan alat gerak belakang berupa kaki yang sebagian ditutpi
bulu dan sebagian lagi ditutupi oleh sisik yang keras berwarna merah, merpati
memiliki sepasang kaki dan masing-masing kaki memiliki empat jari yang
bercakar. Jari kaki ini termodifikasi menjadi bentuk yang agak ramping dan
panjang yang memudahkan untuk berpegangan pada kayu atau dahang untuk
bertengger.
e. Ekor
Ekor merupakan alat kemudi bagi merpati saat bermanufer di udara.
Ekor ini tersusun atas tiga bagian yaitu bagian kanan dengan bulu plumae, daun
bulu sebelah kanan calamus lebih lebar. Pada bulu bagian tenga bertipe plumae
dan simetris. Sedangkan pada bulu ekor bagian kiri memiliki daun bulu sebelah
kiri calamus lebih lebar.
3.
Anatomi
Pada pengamatan anatomi merpati, telah ditemukan bagian-bagian
antara lain adalah trakea, tembolok, jantung, pari-paru, hati, perut kelenjar,
empedal, usus, oviduk dan ginjal.
a. Trakea
Trakea merupakan
bagian yang berupa corong yang menghubungkan
antara hidung dengan paru-paru
merpati, bagian ini tersusun atas tulang rawan yang memungkinkan ia mengembang
ketika dilewati oleh udara saat bernafas.
b.
Tembolok
Tembolok
merupakan bagian penyimpanan makanan sementara pada merpati sebelum dibawa ke
perut kelenjar untuk dihancurkan. tembolok ini berada diluar tubuh merpati dan
tergantung di pangkal leher pertemuannya dengan dada. Memiliki warna yang
transparan dan elastic.
c. Jantung
Jantung berada dalam tubuh bagian
dada dan ditutupi oleh tulang dada.
Memiliki warna merah kecoklatan dengan kondisi yang masih berdenyut.
Jantung ini berada diatas pangkal tempat hati menggantung
d. Paru-paru
Paru-paru memiliki warna merah jambu
dengan bintik-bintik merah muda pada permukaannya, terletak dibelakang hati dan
jantung dan agak tertanam didalam tulang punggung. Paru-paru ini terlihat mengempis dan terlihat
agak melekat pada pada tulang belakang tersebut.
e. Hati
Pada saat pengamatan organ dalam,
didapatkan bagian ini berwarna merah cokelat dan berukuran paling besar
diantara organ yang lainnya. Akan tetapi hati pada merpati tidak ditemukan
kelenjar empedu pada hati karena merpati tidak menyimpan racun yang masuk
kedalam tubuhnya, akan tetapi langsung dibawa menuju saluran pembuangan.
f. perut kelenjar
Perut kelenjar memiliki warna putih
kecolatan yang berfungsi untum menghancurkan makanan. Bagian ini berada
dibelakang hati dan bersambungan langsung dengan empedal.
g. Empedal
Empedal merupakan bagian dari organ pencernaan
yang berwarna merah kecoklatan. Memiliki lapisan yang liat dan tebal sedangkan
lapisan dalam yang tipis berwarna kekuningan.
h. Usus
Usus merupakan bagian yang
terpanjang pada organ dalam merpati. memiliki warna putih kusut. Pada bagian
inilah makanan yang berasal dari empedal akan diserap dan diangkut keseluruh
tubuh.
i.
Oviduk
Oviduk berada bedampingan
dengan usus dan sama-sama bermuara ke
kloaka. Oviduk ini memiliki warna kekuningan.
4.
Fisiologi
Pada pengamatan fisiologi telah ditemukan bagian-bagian antara lain
sebagai berikut:
a.
System
gerak
Tengkorak : Melindungi otak dan isi
kepala
Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala
Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap
Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala
Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap
Tulang hasta :
Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
Tulang
pengumpil : Tulang sayap yang
menghubungkan dengan tulang lengan
Korakoid : Penghubung tulang dada
Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk
terbang
Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi
perut
Pelvis : Penghubung tulang
ekor
Tulang
ekor : Tulang
penghubung dengan kloaka
Tulang
kering : Penghubung
tulang paha kebetis
Tulang
paha : Untuk
persendian.
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung
terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh
otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang
dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot
menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung selain
berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan
panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot pada
tubuhnya bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Burung memiliki teknik
untuk terbang (teknik terbang). Burung terbang dengan mengepakkan
sayap, yaitu mengepakkan sayap dari atas ke bawah untuk
menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara.
Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap,
memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap,
memerlukan kekuatan yang lebih kecil.Pada saat mengangkat sayap, burung
menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong
dan mengangkat tubuh kembali (Anonim, 2013).
b.
System pencernaan
Sistem
pencernaan pada burung merpati (Columba
domestica) terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar
dan berakhir di cloaca. Kelenjar pencernaan burung merpati diantaranya adalah
pancreas dan hati. Burung merpati tidak memiliki vesica felea, karena burung
merpati merupakan hewan pemakan biji-bijian yang tidak mengandung banyak lemak
sehingga tidak memiliki vesica felea yang berfungsi untuk mengemulsi lemak.
Organ-organ
pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri dari paruh dan merupakan modifikasi dari
gigi, rongga mulut, pharink yang berupa saluran pendek, oesophagus yang
dibagian tengahnya pada pangkal leher melebar menjadi tembolok yang merupakan
tempat penyimpanan sementara lalu menuju lambung. Lambung terbagi menjadi dua,
lambung kelenjar dan lambung otot.
Pencernaan
berlanjut ke usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, ileum lalu menuju
usus besar dan bermuara pada kloaka. Duodenum berbentuk seperti huruf U dan
dibagian proksimal dan distalnya terdapat pancreas, ductus sisticus bermuara ke
duodenum bagian distal yang membawa empedu dari hati langsung ke sistem saluran
pencernaan. Jejunum dan ileum yaitu usus halus sesudah duodenum, usus
bagian-bagiannya tidak nyata, rectum adalah usus kasar yang bermuara di cloaca (Anonim,
2013).
c.
System ekskresi
Ginjal
merupakan salah satu alat ekskresi pada burung merpati. Ginjal terletak di
sebelah dorsal. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang
disebut tubulus ginjal atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat
dari darah (Villee et al.,1988). Saluran keluar pada merpati mengarah ke
posterior yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Langkah pertama dalam
pembentukan urin adalah penyaringan atau filtrasi. Sisa-sisa dan materi lain
dibawa ke aliran darah oleh arteria renalis dan arteriola ke glomerulus.
Langkah kedua yaitu penghisapan differensial oleh sel-sel tubulus convoluted
proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted distalis (Anonim, 2013).
d.
System sirkulasi
Sistem sirkulasi pada burung merupakan sistem peredaran tertutup. Darah
yang dipompa oleh jantung dialirkan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung
melalui pembuluh darah. Jantung merpati terdiri dari 4 ruangan yaitu 2 atrium
dan 2 ventrikel. Jantung terrsebut mempunyai warna merah hati pekat
Jantung mempunyai empat ruang dengan sekat yang sempurna antara belahan
jantung kiri dan kanan. Atrium dextra menerima darah yang sudah dipakai oleh
tubuh bagian atas maupun bagian bawah. Melalui klep, darah dari atrium dextra
dialirkan ke dalam ventrikulum dextra dan selanjutnya dipompakan ke paru-paru.
Darah dioksider (mengandung O2) yang berasal dari paru-paru masuk ke dalam
atrium sinistra, dari atrium sinistra darah menuju ventriculum sinistra
melalui klep. Selanjutnya darah dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta (Anonim,
2013).
Pembuluh darah dibedakan atas pembuluh darah arteri dan pembuluh darah
vena:
1.
Pembuluh darah arteri keluar dari ventrikulum sebanyak tiga buah yaitu:
a.
arteri anonima sinistra menuju ke kiri
b.
arteri anonima dextra menuju ke kanan
Masing-masing arteri
anonima bercabang: arteri carotis comunis yang menuju ke daerah kepala, arteri
pectoralis yang besar menuju ke musculus pectoralis may, arteri sublavia yang
menuju ke ketiak menjadi arteri axilaris dan yang menuju terus ke anggota muka
sebagai arteri branchialis.
c. aorta merupakan sisa dari
archus aorticus yang menuju ke kanan, sedangkan archus aorticus yang menuju ke
kiri telah hilang. Archus aortae tersebut melingkari bronchus kemudian membelok
ke kaudal menjadi aorta dorsalis.
Dari ventricum dextrum ke luar hanya sebuah arteri yaitu arteri pulmonalis
yang selanjutnya pecah menjadi ramus dextrum menuju pulmo kanan, dan ramus
sinentrum menuju ke pulmo kiri
2.
Pembuluh darah vena dibedakan atas:
Yang masuk ke dalam
atrium dextrum yaitu vena cava superior terdiri atas vena cava superior terdiri
atas vena cava superior sinistrum dan vena cava superior dextrum. Masing-masing
vena cava tersebut menerima darah dari: vena cava jugularis dari daerah kepala,
vena sub clavia dari anggota muka, vena pecroralis dari musculus pectoralis,
vena cava inferior, yang membawa darah dari bagian bawah tubuh.
Yang masuk ke dalam
atrium sinistrum yaitu dua bagian vena pulmonalis yang datang dari pulmo
kanan dan kiri (Anonim, 2013).
Terdapat dua pembuluh
prekava fungsional dan postkava lengkap. Prekava terbentuk oleh
penyatuan pembuluh darah dari kerongkongan dan bagian tulang selangka (subklavia)
pada tiap sisi. Postkava menerima darah dari anggota badan melalui saluran
gerbang ginjal (portal renalis), yang lewat melalui ginjal tetapi tidak
terpecah menjadi kapiler-kapiler dan karenanya tidak dapat disamakan dengan
portal renalis dari vertebrata yang lebih rendah (Anonim, 2013).
e.
Sistem saraf
Sistem saraf pusat burung menunjukkan perkembangan lebih maju dari
pada sistem sartaf reptil. Cerebrum ukurannya nbesar dan menutup diencephalon
dan lobus opticus. Lobus opticus pada burung secara proporsional berukuran
besar, hal ini merupupakan kekecualian, nampaknya berkaitan dengan ketajaman
pandang yang dimiliki burung. Cerebellum pada burung lebih besar dari pada
cerebelum reptil, berlekuk dalam meskipun tidak sebesar/sedalam pada mamalia,
juga seperti amniota lain ada 12 saraf kranialis.
f.
System reproduksi
Pada sistem reproduksinya, hewan jantan memiliki
sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren
dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang
kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferrens sejajar dengan
ureter yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular
seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat
menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada
kloaka.
Di dalam cloaca pada beberapa species memiliki
penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina. Pada hewan
betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami otrophis (mengecil
dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok,
berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu
disebut ostium opdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas muskulus
dan epithelium yang bersifat glandulair, yang memberi sekresi yang kelak membungkus
telur, yakni albumen sebagai putih telur, membran tipis disebelah luar albumen
dan cangkok yang berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar di sebelah
caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada (Anonim, 2013).
BAB V
PENUTUP
A.
Keismpulan
1.
Pada
merpati terdapat bagian morfologi yang
terdiri atas kepala, leher, badan, anggota gerak dan juga bagian ekor.
2.
Untuk
mendukun fungsi-fungsi tubuhnya, merpati memiliki struktur Anatomi antara lain
adalah trakea, tembolok, jantung, pari-paru, hati, perut kelenjar, empedal,
usus, oviduk dan ginjal. Akan tetapi, merpati tidak memiliki kantung empedu
karena racun-racun yang berhasil masuk kedlam system pencernaan pada merpati
tidak disimpan didalam tubuh melainkan langsung dibawa ke saluran pembuangan
bersama dengan sisa-sisa makanan yang tidak dibutuhkan lagi.
3.
Pada merpati memiliki organ-organ dengan fungsi
yang berbeda-berbeda antara lain adalah system reproduksi, system pencernaan,
system gerak, system saraf, system ekskresi dan system sirkulasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Morfologi dan anatomi burung merpati. (Online) (http://avesmerpati.blogspot.com/2013/05/morfologi-dan-anatomi-burung-merpati.html). Diakses pada tanggal 20 agustus 2013.
Kai, Happy. 2012. Laporan praktikum zoology vertebrata. (Online) (http://happykai-indo.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-zoologi-vertebrata.html). Diakses pada tanggal 20 agustus 2013.
Octara, Eltracy. 2011. Laporan praktikum zoology vertebrata.
(Online) (http://eltracytaocktora.blogspot.com/2011/10/laporan-praktikum-zoologi-vertebrata_4087.html). Diakses pada tanggal 20 agustus 2013.
Sritanti. 2013. Laporan Praktikum Biologi Aves Merpati (Online)
(http://sritanti26.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-biologi-aves-merpati_4830.html). Diakses pada tanggal 20 agustus 2013.
0 komentar:
Post a Comment